Penemu mobil listrik kini menjadi topik yang banyak diperbincangkan seiring maraknya penggunaan kendaraan jeni ini di kalangan masyarakat. Di Indonesia sendiri penjualan mobil listrik terus mengalami peningkatan secara signifikan.
Berdasarkan keterangan Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam acara Green Initiative Conference di Jakarta Pusat pada 24 September 2024, ia menyebutkan bahwa per April 2024 ini kendaran listrik yang mengaspal di Indonesia telah mencapai 133.225 unit.
Jumlah tersebut terbagi ke dalam beberapa kelompok, yakni 109.576 unit dikuasai oleh motor listrik, serta 23.238 unit dan sisanya didominasi oleh mobil listrik, bus listrik, serta kendaraan komersial lain.
Masifnya penggunaan kendaraan listrik tentunya membuat kita bertanya-tanya, siapa penemu mobil listrik?
SIAPA PENEMU MOBIL LISTRIK
Asal usul mengenai siapa penemu pertama mobil listrik memang belum diketahui secara pasti. Namun, sejarah mencatat penemuan tersebut berkaitan dengan kelahiran teknologi baterai pada tahun 1800-an.
Di awal abad tersebut, ada banyak ilmuwan yang melakukan percobaan pembuatan kendaraan dengan tenaga baterai. Seperti seorang pria asal Skotlandia bernama Robert Anderson pada 1830-an telah berhasil membuat kereta motornya dengan baterai yang belum dapat diisi ulang. Baterai yang dapat diisi ulang baru muncul pada 1859 yang membuat inovasi mobil listrik menjadi lebih baik lagi.
Beberapa tahun setelah penemuan tersebut, pada 1884, Thomas Parker mulai membangun prototipe mobil listrik di Inggris dan juga turut membantu dalam menyebarkan trem bertenaga listrik.
Lalu pada 1890, ada ahli kimia dari Skotlandia bernama William Morrison yang mengajukan diri untuk mematenkan kereta listrik buatannya yang telah dirangkai sejak 1887.
Teknologi mobil listrik yang telah dikenal sejak 1800-an kemudian menginspirasi Pedro Salom dan Henry G. Morris untuk membuat mobil listriknya sendiri, yakni Electrobath. Karya tersebut bahkan berhasil meraih hak paten pada 1894.
Saat itu mobil listrik bertenaga baterai karya Salom dan Morris memiliki spesifikasi yang sederhana dan masih sangat berat karena menggunakan ban baja dan baterai seberat 1600 pon. Namun desain Electrobath disederhanakan pada 1896 dengan menggunakan ban pneumatik dan ditambah dua motor penggerak sebesar 1,1 kW.
Sukses dengan karya mobil listriknya, Salom dan Morris mulai mendirikan perusahaannya sendiri untuk membangun beberapa taksi listrik untuk menyaingi kendaraan kuda yang saat itu sangat marak di New York.
Ide tersebut dijual kepada Issa L. Rice yang kemudian mendirikan Electric Vehicle Company (EVC) di New Jersey. Kemudian di awal 1900-an ia berhasil menarik banyak investor sehingga perusahaannya berhasil merilis setidaknya 600 taksi listrik yang beroperasi di New York dan kota-kota sekitarnya.
Sayangnya, EVC runtuh pada 1907 karena banyaknya konflik tak terduga antara investor dan juga mitra. Padahal sejak 1910-an akses listrik sudah semakin mudah sehingga permintaan pasar akan mobil listrik makin meningkat.
Dalam catatan sejarah yang lain dijelaskan bahwa pada 1898 Ferdinand Porsche berhasil mengembangan mobil listrik pertamanya yang disebut P1. Di tahun yang sama Porsche juga menciptakan mobil listrik hibrida pertama yang ditenagai listrik dan mesin gas.
Tidak tanggung-tanggung saat itu Porsche bermitra dengan Thomas Edison, salah satu penemu terkemuka, untuk mengeksplorasi pembuatan mobil listrik dengan biaya rendah pada 1914.
JATUHNYA MINAT PADA MOBIL LISTRIK
Memasuki era 1908 pamor mobil listrik mulai surut. Hal ini dipicu karena produksi massal mobil Model T milik Henry Ford. Mobil bertenaga bensin ini dibuat dengan harga yang cukup terjangkau, bahkan setengah harga mobil listrik pada masa itu.
Penemuan lain yang turut berkontribusi dalam surutnya pamor mobil listrik adalah munculnya starter elektrik yang diperkenalkan oleh Charles Kettering. Starter elektrik tersebut berfungsi untuk menghilangkan engkol tangan sehingga meningkatkan penjualan mobil bertenaga bensin.
Jatuhnya minat masyarakat terhadap mobil listrik diperparah pada 1920-an. Dimana pada saat itu warga Amerika Serikat sudah memiliki sistem jalanan yang baik sehingga menyebabkan banyak warga yang ingin berpergian. Jika mengandalkan mobil listrik, mereka justru kesulitan. Sementara itu minyak mentah dan gas juga dijual dengan harga yang lebih murah, otomatis stasiun pengisian bahan bakar mulai banyak bermunculan. Hingga 1935, mobil listrik sudah hampir sulit ditemukan.
PAMOR MOBIL LISTRIK KEMBALI NAIK
Berpuluh-puluh tahun setelah mobil berbahan bakar minyak menjadi primadona, pada awal 1970-an harga minyak bumi mulai mengalami lonjakan. Situasi ini membuat harga bensin menjadi mahal. Imbasnya mulai bermunculan penelitian dan pengembangan terhadap kendaraan listrik.
Sayangnya pada tahun tersebut kendaraan listrik yang dibuat masih banyak kekurangan dibandingkan mobil bertenaga bensin. Ditambah terbatasnya tempat isi ulang daya listrik kendaraan.
Setelah mobil listrik sempat terlupakan karena dominasi mobil berbahan bakar bensin, pada awal abad ke-2 perhatian terhadap mobil listrik kembali muncul, terutama setelah krisis energi, lonjakan harga minyak, dan meningkatnya kekhawatiran terhadap dampak lingkungan dari emisi gas buang kendaraan konvensional.
Kembangkitan mobil listrik kini mendapat dukungan dari pemerintah dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Mereka mulai menetapkan target ambisius untuk kendaraan nol emisi, yang semakin memacu perusahaan untuk berinvestasi dalam kendaraan listrik.
Demikian pembahasan mengenai siapa penemu mobil listrik dan sejarah singkatnya.